Rabu, 09 Maret 2011

Lesson for Today

"Perception is the essence of communication and the answers almost to all the differences which created"

(Maretha Regis: 2011)

Senin, 09 November 2009

Cerita ku...

Jujur ku tidak pernah merencanakan ini! Tidak pernah sama sekali!!! Dan sialnya selalu begini!!!

Aku akan menceritakan cerita cinta yang terbaru dari yang kualami. Cerita yang klasik sebenarnya, tapi jika kita mau jujur, takkan ada yang mampu menghidari cerita cinta yang paling klasik sekali pun. Karena tidak akan ada yang mampu mengusir bila cinta itu menyapa. Dan tidak akan ada yang dapat menahannya jika cinta itu ingin pergi.

Aku mengenalnya di sebuah institusi, tempat yang kuputuskan untuk melanjutkan pendidikanku. Dia seniorku. Dia termasuk individu yang aktif dalam kegiatan kampus, sehingga dapat ditebak bahwa ku mengenalnya melalui kegiatan kampus. Pertama kali melihatnya saat dia mengunjungi kelasku dalam suatu tradisi kampus, yah… dapat disebut tradisi karena hal itu selalu dilakukan setiap tahunnya dan lebih ke sebuah arti seremonial daripada kegunaan dari kegiatan tersebut. Namun yang kumaksudkan dalam hal ini bukanlah ospek loh…

Awalnya tidak ada yang menarik dari dia. Hanya senior biasa, yang terlihat biasa, dalam acara biasa. Terlalu biasa ya??

Selang beberapa waktu, ada suatu acara kampus. Terdorong rasa ingin berpartisipasi dalam kegiatan kampus, aku pun ikut serta. Dan dalam proses bergabung dalam kegiatan kampus ini, aku harus berurusan dengan dia. Sebuah sesi tanya jawab singkat yang menurutku hanya sekedar tradisi saja. Kusebut tradisi karena lebih berupa simbolis daripada fungsinya.

Hm… kenapa ya banyak hal-hal “tradisi” yang hanya buang waktu seperti itu di kampus? Aku yakin hal seperti itu pasti lebih banyak lagi dilakukan di negara ini. Hm…

Namun ternyata hal tradisi ini lah yang membuat ku tertarik padanya. Pada saat tanya jawab tersebut, seyogianya pastilah ada kontak mata. Dan dimulai dari kontak mata yang wajar itulah aku menyukainya. Tak tau lah apa yang terjadi, yang kurasa adalah adanya ketertarikan langsung saat menatap matanya. Matanya sebenarnya biasa saja, nothing special… namun seperti yang ku tulis di awal, tidak akan ada yang mampu mengusir bila cinta itu menyapa. Lambat namun tegas dan pasti aku menyadarinya: aku suka!!

Setelah “tradisi” itu selesai, resmilah aku ikut serta dalam kegiatan itu. Dan ternyata keikutsertaanku dalam acara itu membuat frekuensi interaksi yang terjadi antara aku dan dia semakin besar. Seiring dengan besarnya interaksi kami, semakin aku menyadari jika aku menyukainya.

Sampai saat cerita ini kutulis, aku hanya mengerti bahwa aku menyukainya. Aku tidak berani memakai kata cinta. Menurutku kata itu terlalu suci untuk sebuah perasaan seumur jagung ini dan aku tidak mau gegabah.

Banyak interaksi lucu yang terjadi antara kami, membuat ku kadang tersenyum sendiri saat mengingatnya. Saat ini aku mengerti mengapa orang yang sedang “fall in love” itu diindentikkan dengan orang yang terganggu jiwanya. Namun bukan berarti aku mengaku jika jiwaku terganggu loh…

Salah satu hal yang lucu adalah bahwa selama ini jika dia berbicara kepadaku, yang dia katakan hanya tentang satu hal: statusku dalam kegiatan tersebut. Hal ini telah berulang kali dipertanyakannya dalam berbagai kalimat. Namun ya intinya hanya mengenai statusku tersebut

Pernah aku cerita hal tersebut pada salah seorang temanku. Dan tanggapannya: “ga tau kali dia mo ngomong apa lagi…” Sebuah kalimat yang jujur menyenangkanku. Karena itu dapat berarti dia menyukaiku, seperti yang aku alami. Karena sepengetahuanku, kita akan gugup saat menghadapi orang yang kita suka. Dan kesimpulan dari kalimat temanku itu adalah dia menyukaiku…

Namun kesimpulan itu dipatahkan sebuah fakta: DIA PUNYA PACAR!!!

Dia telah menjadi orang yang memiliki dan dimiliki. Dia bukan lagi orang bebas yang boleh seenaknya mencinta dan dicintai. Dia telah memiliki kekasih!!!

Jujur fakta itu mengecewakanku. Sedih iya, namun ga sampai “menangis semalam”.Hehehe… Berbagai perasaan yang bercampur pada saat itu membutakan akal sehatku. Sempat berdoa agar mereka segera putus, sempat hampir mengutuki wanita beruntung itu, sempat memaki keadaan yang tidak memihakku.

Syukur ku ucapakn karena hal itu hanya berlangsung beberapa menit. Akal sehatku yang sempat tertidur segera mengambil alih kondisi jiwaku. Aku menyesal sempat kalah dengan perasaanku sendiri. Setelah benar-benar normal malah satu perasaan yang kurasakan: berdosa! Aku merasa berdosa menyukai dia yang telah milik orang!!

Dan keadaan yang “nakal” kembali menamparku dengan sebuah kenyataan. Bahwa seandainya kami saling menyukai pun kami tidak mungkin bersama, karena adanya perbedaan yang mendasar antara kami. Hal yang sebenarnya tidak pernah ku pikirkan secara serius.

Setelah mengetahui kenyataan itu, rencanaku (yang terwajar) adalah menghapus rasa suka ini. Mulai dari aku yang berusaha menyibukkan diri agar tidak memikirkan dia, merepotkan diri agar tidak menghayalkannya. Sampai mencari (dengan sangat sengaja) orang lain yang pantas untuk menggantikan posisinya dalam dalam pikiranku, dalam hayalanku. Banyak yang lebih berpotensi dari dia, namun hati ini dengan polos menolah semua yang berpotensi itu. Dengan tidak berdosa, hati ini malah memarahiku yang sedang berjuang keras ini. Jika dilaporkan dalam satu kata, misi ku ini disebut: GAGAL!!!

Keadaan yang tidak mendukungku itu malah semakin mempermainkan ku. Karena kami masih tergabung dalam satu kegiatan, maka kami masih selalu sering bertemu. Dapat anda bayangkan sulitnya melupakan orang yang hamper setiap hari anda temui.

Keadaan ini masih terjadi sampai cerita ini ditulis. Aku berharap adanya malaikat yang memberikan secercah ide untuk masalahku ini.

Senin, 19 Oktober 2009

ILMU KOMUNIKASI

Ilmu komunikasi ialah suatu ilmu yang mempelajari cara penyampaian pesan yang efektif dari pemberi pesan kepada penerima pesan dengan memperhatikan noise dan mempertimbangkan efek maupun timbal balik dari si penerima pesan.

Komunikasi merupakan hal yang penting bagi semua orang karena semua orang harus berkomunikasi. Hal ini secara langsung juga menyebabkan ilmu komunikasi merupakan hal penting yang juga harus kita perhatikan.

Bagaimana bila kita tidak berkomunikasi?

Prof Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. dalam bukunya “Ilmu Komunikasi” mengatakan:

“Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bias dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkann situasi apa pun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaktif untuk menghadapi situasi-situasi problematic yang ia masukki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara perilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.”

Dengan uraian diatas, dapatlah kita pahami bahwa komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok manusia selain pangan, sandang dan papan.

Fungsi komunikasi:

1. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya pengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagianan, tehindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi.

2. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita.

3. Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara sepanjang hidup yang disebut komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku,bangsa, Negara, ideology atau agama mereka.

4. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:

Menginformasikan

Mengajar

Mendorong

Mengubah sikap dan keyakinan

Mengubah perilaku atau mengerakkan individu

menghibur

Jumat, 16 Oktober 2009

INSTITUT MANAGEMEN TELKOM

Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada awalnya bernama Master of Business Administration (MBA) Bandung.
MBA Bandung didirikan tanggal 23 Mei 1990 dengan Akta Notaris Ahmad Wiratni, SH. Nomor : 163/1990.
Sebagai penyelenggara program S2 (MBA) yang pertama di Jawa Barat, IM Telkom bekerjasama dengan Asian Institute of Management (AIM) Manila, Philipina.


Tanggal 10 Mei 1993 MBA Bandung berubah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) dan memperoleh akreditasi “Unggul” dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor : 70a/d/0/93 tahun 1993.

Tahun 1997 STMB membuka program studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika yang tahun 2002 mendapat akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). STMB adalah institusi pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang membuka program Strata 1 (S1) Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika.

Desember 2005 STMB berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom), dan sebagai langkah kongkrit menuju World Class University, STMB Telkom telah melakukan transformasi menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada tanggal 28 Maret 2008.

Di IMTelkom program kuliah dirancang secara unik untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkiprah dalam bidang manajemen di sektor industri informasi dan komunikasi (infokom) yang semakin konvergen. IM Telkom juga menerapkan pola link and match, yang diwujudkan dalam :
* Kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dunia bisnis infokom,
* Magang di berbagai perusahaan,
* Program Kemitraan (Co-op)

IM Telkom diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang manajemen bisnis sesuai program studi yang ditawarkan dengan berbasis Information and Communication Technologi (ICT)/Informasi & Komunikasi (Infokom) dan entrepreneurship yang terampil dan berwawasan luas sebagai jawaban terhadap tuntutan persaingan bisnis pada industri infokom yang dewasa ini semakin ketat.

Dari: IM TELKOM

Senin, 12 Oktober 2009

Arti Hidup: Bersyukur dan Bersabar

Hal untuk mendapat hidup yang ideal tuh cuma ada di dua kata: BERSYUKUR dan BERSABAR.

Dengan bersyukur kita mengetahui bahwa kita sangat beruntung memiliki hal-hal yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Pada hal ini kita memakai perspektif ke bawah, kita melihat orang-orang yang lebih tidak memiliki dari kita. Dan hal itu membuat merasa beruntung.

Yang kedua ialah bersabar. Bersabar itu memiliki pengertian menunggu sesuatu yang kita harapkan. Melihat orang lain yang lebih baik dari kita dan kita menginginkannya. Itu adalah hal yang wajar, dan sudah seharusnya kita berusaha untuk itu dengan cara yang positip. Tetapi tidak semua hal yang kita inginkan akan kita dapatkan. Untuk itulah kita harus memiliki kelapangan dada untuk bersabar.

Dengan menjalankan kedua hal itu, maka diharapkan kita mendapatkan kehidupan kita yang lebih baik...